Senin, 25 Februari 2008

Makalah kepemimpinan sekolah dalam kontek kearifan lokal

KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM KONTEK KEARIFAN LOKAL
Oleh: Tapa Harjanta

PENGEMBANGAN KARAKTERISTIK DAN KOMPETENSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM KONTEK KEARIFAN LOKALBAB IPENDAHULUAN1. Kearifan Lokal Dalam PendidikanNilai kearifan local adalah merupakan kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya, kini banyak mulai ditinggalkan seiring dengan perkembangan jaman yang dipengaruhi kemajuan tehnologi dan derarsnya arus inforamasi yang sangat cepat membuat dunia seakan-akan tidak ada sekatnya, namun perkembangan jaman yang begitu pesat ini masih banyak nilai-nilai atau ajaran-ajaran yang luhur dari para pendahulu yang masih relevan dengan kondisi-kondisi sekarang ini.Para leluhur kita seperti Srisusuhunan Pakubuwono IV dalam serat Wulangreh-nya dapat kita jumpai ajaran-ajaran luhur , juga bapak Pendidikan Nasional kita yaitu KH. Dewantara atau R.M. Suwardi mengemukan tentang ajaran-ajaran luhur yang berkaiatan dengan perguruan Taman Siswa, dan dalam tulisan ini penulis akan mengambil salah satu ajaran yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara.Pada saat mendirikan lembaga pendidikan Taman Siswa KH. Dewantara banyak sekali menghadapi banyak tantangan, karena pada saat itu Indonesia dalam cengkeraman bangsa penjajah yaitu Belanda, dengan berbagai cara pemerintah kolonial Belanda tidak menginginkan berdirinya lembaga pendidikan Taman Siswa karena bagi belanda itu merupakan sebuah ancaman yang sangat besar bagi keberadaan Belanda di Indonesia.2. Tantangan Taman SiswaTantangan Tamana Siswa dari pemerintah kolonial Belanda yaitu:membeslah semua barang-barang Taman Siswa yang dianggap tidak mau membayar pajak.masalah tunjangan anak.masalah pajak upah.undang-undang sekolah liar pada tahun 1932.Darsiti Soeratman; (1985:106)Untuk mempertahankan eksistensi lembaga pendidikan Taman Siswa KH. Dewantara menanamkan ajaran kepada para siswa dan pamong untuk menentang pemerintah colonial Belanda, penentangan itu diwujudkan dengan ajaran –ajaran yang sangat luhur. Dengan ajaran itu ternyata mampu mempertahankan eksistensi Taman Siswa.BAB IIPEMBAHASAN1. Ajaran KH. DewantaraAjaran-ajaran yang disampaikan oleh KH. Dewantara pada saat ini masih layak untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ajaran ini muncul dengan banyaknya tantangan yang dihadapi oleh Taman Siswa pada saat itu, tantangan atau masalah yang sangat besar ketika pemerintah colonial Belanda menerapkan undang-undang sekolah liar pada tahun 1932, dengan keberadaan itu munculah ajaran yang disampaikan oleh KH. Dewantara yang ternyata mampu mempertahankan eksistensi Taman Siswa, dan ajaran itu adalah :Tetep – Mantep – AntepNgandel – Kendel – Bandel – KendelNeng – Ning – Nung – Nang2. Pengertian Ajaran Kearifan Lokal KH DewantaraTetep – Mantep – Anteptetep atau tetap = untuk mencapai sesuatu yang kita inginkan perlulah selalu dalam pekerjaan, jangan menoleh ke kanan atau ke kiri, keteguhan hatimantep atau berbesar hati = tidak ada kekutan yang mampu menahan kita.Antep atau berat = tidak mudah dihambat atau dipatahkan lawan, tangguh.Ngandel – Kendel – Bandel – KendelNgandel atau yakin = yakin atas penguasa Tuhan atas kekutan diri sendiri, percaya diri.Kendel atau berani = keberanian menghidarkan rasa takut, berani atas dasar kebenaran.bandel atau tawakal tau tahan = mampu, kuat untuk menderita, tabah, ulet.Kendel atau tebal = meskipun menedrita tetap kuat badanyaNeng – Ning – nung – Nangneng - meneng atau diam = mempunyai ketenteraman lahir dan batinning-wening atau bening = pikiran yang jernih, dapat membedakan antar yang baik dan jelek, yang benar dan salah, jujur.Nung-hanung atau kuat, sentosa = mempunayai kemauan yang kuat untuk mencapai sesuatu.Nang-wewenang atau menang = berhak atas usahanya.Darsiti Soeratman; (1985:107)3. Pemahaman Konsep AjaranA. Ajaran tetep – mantep – antep = dalam meraih kenginan kita harus berjalan tertib dan maju, setia terhadap dasar-dasar , harus berbesar hati dan mempunyai ketguhan hati agar tidak terpengaruh oleh kekutan yang ingin membelokan dengan demikian kita dapat dihambat oleh lawan.B. Ajaran ngandel – kendel – bandel – kendel = orang yang mempunyai keberanian diri akan menumbuhkan rasa percaya diri, akan mudah untuk tawakal.C. Ajaran neng – ning – nung – nang = mengajarkan kepada kita bahwa barang siapa yang bisa ‘diam’ tentu dia akan mudah berpikir jernih, lalu jadilah dia orang yang kuat kemauanya, dan akhirnya orang itu berhak atas kemenanganya, usahanya.Darsiti Soeratman; (1985:108)Ajaran luhur KH. Dewantara mengajarkan kepada kita untuk selalu berjalan tertib, memegang dasar-dasar , tidak mudah terpengaruh oleh kekuatan atau budaya yang belum tentu cocok dengan budaya kita, mempunyai keprcayaan diri, dapat dipercaya, berani dalam kebenaran, tawakal, jernih dalam berpikir, tidak banyak bicara, mempunyai kemauan yang kuat agar dapat meraih tujuan.4. Ajaran Kearifan Lokal Dalam Kepemimpinan SekolahPendidikan di Indonesia sekarang ini mengemban misi pemertaan pendidikan, dalam pengelola kualitas pendidikan juga mengemban tugas yang berat karena menyangkut harkat dan martabat bangsa Indonesia . Pendidikan nasional menghadapi pengaruh lingkungan eksternal, perkembangan ekonomi, budaya, politik dan ilmu dan tehnologi sehingga perlunya antisipasi untuk keperluan masa depan bangsa, perubahan paradigma baru dalam dunia pendidikan sangat diperlukan untuk menjawab perkembangan global.Kepemimpinan dalam TQM diapandang sebagai alat dalam menerapkan manajemen mutu terpadu harus memiliki visi dan misi atau pandaangan jauh ke depan. Gaya kepemimpinan seorang kepala sekolah sangat mempengaruhi dalam mengelola sekolah tersebut, dia lebih sebagai seorang leader, untuk itu pemimpin harus :Lebih banyak mengarahkan daripada mendorong atau memaksalebih bersandar pada kerja sama dalam menjalankan tugas dibandingkan pada kekuasaan (SK).Senantiasa selalu menanamkan kepercayaan pada diri guru dan staf administrasi, bukanya menciptakan ketakutan.Senantiasaa menunjukan bagaimana cara melakukan sesuatu daripada menunjukan bahwa dia tahu sesuatu.Senantiasa mengembangkan suasana antusias buksnys mengembangkan suasana yang menjemukan.Senantiasa memperbaiki kesalahan yang ada daripada menyalaahkan kesalahanpada seseorang, bekerja dengan penuh ketangguhan bukanya ogah-ogahan karena serbaa kekurangan. ( Boediono,1998, ditulis oleh Portal Dunia Guru.com, Dunia Guru, 2007 )5. Masalah-Masalah Dalam Pengelolaan PendidikanMasalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan manajemen peningkatan mutu pendidikan sebagaimana dikemukakan oleh Hanafiah, dkk adalah : pertama sikap mental para pengelola pendidikan, baik yang memimpin maupun yang dipimpin. Yang dipimpin bergerak karena perintahï atasan, bukan karena rasa tanggung jawab. Yang memimpin sebaliknya, tidak memberi kepercayaan, tidak memberi kebebasan berinisiatif, mendelegasikan wewenang.Masalah kedua adalah tidak adanya tindak lanjut dari evaluasi program. Hampir semua program dimonitor dan dievaluasi dengan baik, Namun tindak lanjutnya tidak dilaksanakan. Akibatnya pelaksanaan pendidikan selanjutnya tidak ditandai oleh peningkatan mutu.Masalah ketiga adalah gaya kepemimpinan yang tidak mendukung. Pada umumnya pimpinan tidak menunjukkan pengakuan dan penghargaan terhadap keberhasilan kerja stafnya. Hal ini menyebabkan staf bekerja tanpa motivasi. Masalah keempat adalah kurangnya �rasa memiliki� pada para pelaksana pendidikan. Perencanaan strategis yang kurang dipahami para pelaksana, dan komunikasi dialogis yang kurang terbuka. Prinsip �melakukan sesuatu secara benar dari awal� belum membudaya. Pelaksanaan pada umumnya akan membantu sustu kegiatan, kalau sudah ada masalah yang timbul. Hal inipun merupakan kendala yang cukup besar dalam peningkatan dan pengendalian mutu. (M. Jusuf Hanafiah dkk, 1994:8).Kepala sekolah merupakan salah satu sumber daya sekolah yang disebut sumber daya manusia jenis manajer yang memiliki tugas dan fungsi mengkoordinasikan dan menyerasikan sumber daya manusia jenis pelaksana melalui input manajemen selebihnya agar SDM-P menggunakan jasanya untuk bercampur tangan dengan sumber daya selebihnya, sehingga proses belajar-mengajar dapat berlangsung dengan baik.6. Karakteristik Kepala Sekolah TangguhKarakteristik kepala sekolah tangguh dapat digambarkan sebagai berikut ( Slamet,PH, 2000, ditulis Portal Guru, Dunia Guru, 2007) :A. Memiliki wawasan jauh kedepan (visi) dan tahu tindakan apa yang harus dilakukan (misi) serta paham benar tentang cara yang akan ditempuh (strategi).B. Memiliki kemampuan mengkoordinasikan dan menyerasikan seluruh sumberdaya terbatas yang ada untuk mencapai tujuan atau untuk memenuhi kebutuhan sekolahC. Memiliki kemampuan untuk merencanakan daan melaksanakan keputusan dengan baik.D. Memiliki kemampuan mengambil keputusan dan terampil ( cepat, tepat, cekat, dan akurat).E. Memiliki kemampuan memobilisasi sumber daya yang dilmiliki untuk mencapai tujuan dan mampu menggugah untuk melalakukan hal-hal yang penting dalam mencapai tujuan sekolahnya.F. Memiliki toleransi terhadap perbedaan setiap orang.G. Memiliki kemampuan memarangi musuh-musuh kepala sekolah yaitu ketidakpedulian, kecurigaan, imitasi, arogansi, pembohong, kaku, bermuka dua dalm bersikap dan bertindak.Kepala sekolah menggunakan "pendekatan sistem" sebagai dasar cara berpikir, cara mengelola, dan cara menganalisis kehidupan sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah harus berpikir sistem (bukan unsystem), yaitu berpikir secara benar dan utuh, berpikir secara runtut (tidak meloncat-loncat), berpikir secara holistik (tidak parsial), berpikir multi-inter-lintas disiplin (tidak parosial), berpikir entropis (apa yang diubah pada komponen tertentu akan berpengaruh terhadap komponen-komponen lainnya); berpikir "sebab-akibat" (ingat ciptaan-Nya selalu berpasang-pasangan); berpikir interdipendensi dan integrasi, berpikir eklektif (kuantitatif + kualitatif), dan berpikir sinkretisme.Kepala sekolah memiliki input manajemen yang lengkap dan jelas, yang ditunjukkan oleh kelengkapan dan kejelasan dalam tugas (apa yang harus dikerjakan, yang disertai fungsi, kewenangan, tanggungjawab, kewajiban, dan hak), rencana (diskripsi produk yang akan dihasilkan), program (alokasi sumberdaya untuk merealisasikan rencana), ketentuan-ketentuan/limitasi (peraturan perundang-undangan, kualifikasi, spesifikasi, metoda kerja, prosedur kerja, dsb.), pengendalian (tindakan turun tangan), dan memberikan kesan yang baik kepada anak buahnya.7. Gaya Kepemimpinan Dalam Kontek TQMGaya kepemimpinan yang tepat dalam kontek TQM adalah kepemimpinan yang lebih tinggi tingkatanya, yang maksudnya adalah upaya mencari masukan dari karyawan yang diberdayakan, mempertimbangkan masukan dan bertindak berdasarkan masukan itu, jadi pemberdayaan adalah kunci dari gaya kepemimpinan ini.Karakteristik kepemimpinan yang harus dimiliki seorang manajer agar bawahanya dapat setia kepadanya, diantaranya adalah sebagai berikut :Rasa tanggung jawab yang besar.Disiplin pribadiBersifat jujur.Memiliki kreditbilitas yang tinggiMenggunakan akal sehat ( common sense) sehingga dapat mneentukan kapan harus bersikap fleksibel dan kapana harus bersikap tegas.Memiliki energi dan stamina yang tinggi.Memegang teguh komitmen terhadap tujuan organisasi, setiap orang yang bekerja denganya, dan terhadap pengembangan pribadi dan profesionalnya secara berkesinambungan.Setia dan tabah dalam menghadapi segala situasi, termasuk situasi yanag paling sulit.Manajemen sekolah yang efektif diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan, ada beberapa faktor yang menyebabkan mutu pendidikan rendah terletak pada unsur-unsur :kurikulumsumber daya ketenagaansarana dan fasilitasmanajemen sekolahpembiayaan pendidikankepemimpinan.Syafaruddin (2001:14)Dengan mempertimbangkan hal tersebut di atas, maka penulis hanya akan mengambil satu unsure saja yaitu kepemimpinan, sebagai salah satu unsure dalam penerapan konsep pendidikan yang berdasarkan pada ajaran kearifan local yang telah penulis samapikan di atas.Dalam upaya memperbaiki kualitas sekolah unsure kepemimpinan , dalam hal ini yang dimaksud adalah kepala sekolah, memegang peranan penting dalam menjalankan organisasinya.` Hakikat kepemimpinan yang efektif adalah kemampuan untuk mempengaruhi atau memdorong seseorang atau sekelompok orang agar bekerja secara sukarela untuk mencapai tujuan tertentu sasaran dalam situasi tertentu. Allan Tucker (1992), ditulis oleh Syfaruddin (2001: 50). Dalam memimpin seorang kepala sekolah harus dapat mempengaruhi orang lain agar mau bekerja dengan sukarela, dengan demikian seorang kepala sekolah dituntut mempunyai kompetensi, yaitu:visiketraampilan perencanaanberpikir kritisketrampilan kepemimpinanketrampilan mempengaruhiketrampilan hubungan interpersonalempatipengembanganpercaya diriketeguhan hatitoleransi. (Hoy dkk. 2000), ditulis oleh Syfaruddin (2001:64)Dari beberapa kompetensi tersebut penulis hanya akan mengambil 3 kompetensi sebagai dasar untuk menjelaskan ajaran kearifan lokal yang telah ditulis di depan, yaitu :8. Kompetensi Kepala Sekolah Dalam Kontek Kearifan lokalPecaya diriKeteguhan hatiToleransiKompetensi tersebut dapat penulis jabarkan sbb:a. Percaya diri1. kemampuan untuk merasa yakin akan potensi pribadinya2. kemapuan mendemonstrasikan dengan tegas tanpa permusuhan3. kemampuan menrima umpan balik4. kemampuan menyampaikan tantangan kepada orang lain.5. Kemampuan menyampaikan umpan balik untuk mengembangkan kepercayaan diri.b. Keteguhan hati1. komitmen terhadap tugas2. kemampuan membuat strategi3. kemampuan mengenali iklim yang diperlukanc. Toleransi1. kemampuan mendemonstrasikan ketabahan,ulet dalam situasi tertekan2. kemampuan menyatakan penilaian yang sesuai.3. Kemampuan memlihara keseimbangan antara beberapa prioritas.4. Kemampuan menyisakaan secara efektif suatu tingkat pekerjaan5. Kemampuan memperhitungkan tingkatan stress orang lain.Syafaruddin, (2001:65)Peranan pemimpin sekolah mempunyai kemampuan mengembangkan budaya mutu di sekolah, maka seorang kepala sekolah memiliki :1. visi yang jelas2. komitmen yang tinggi3. kemampuan mengkomonikasikan pesan4. kemampuan memimpin pengembangan5. sikap teguh6. kemampuan mengarahkan inovasi7. kemampuan membangun kelompok kerja aktif8. kemampuan mengevalusi dan memperbaikiDengan demikian keberhasilan kepala sekolah adalah kemampuan dalam menciptakan iklim belajar mengajar yang kondusif, yang kegiatanya yaitu dengan mempengaruhi, mengajak dan mendorong elemen sekolah untuk menjalankaan tugas masing-masing dengan komitmen yang tinngi. Kepuasan pelanggan merupakan tujuan yang utama dalam penyelenggaraan pendidikan.BAB IIIPENUTUPKesimpulanAjaran tentang kearifan local merupakan asset bangsa yang perlu dilestarikanAjaran kearifan local sampai dengan sekarang ini masih relevan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam dunia pendidikanDalam mengelola sekolah diperlukan seorang sosok pemimpin yang mampu menjadi teladan terhadap bawahanya.Kepala sekolah harus mempunyai sifat-sifat atau karakteristik sebagai seorang pemimpin maupun sebagai seorang manajer dalam mengelola organisasi yang menjadi tanggung jawabnya. Daftar PustakaSoeratman,Darsiti, 1985. Ki Hajar Dewantara, Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.Syafaruddin, 2001. manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan: Konsep, Strategi, dan Aplikasi, Jakarta: GrasindoTjiptono F, Diana A. 2001. Total Quality Management, Yogyakarta , Andi Yogyakarta.Sallis E, 2006, Total Quality Management in Education, Jogjarta, IRciSoDwww. Portal Dunia Guru, 2007 , Artikel, Dunia Guru, 5 November 2007

Memotivasi Anak

Memotivasi anak
Menemukam Motivasi Belajar AnakIntrospeksiLihatlah sudut-sudut hati kecilmu dengan pandangan mata yang tajam dan pengamatan yang cermat. Jika engkau mendapati sesuatu yang terpuji, maka pujilah Allah dan teruslah berlalu. Akan tetapi, jika engkau melihat sesuatu yang menjengkelkan, maka ikutilah dengan evaluasi dan pemeriksaan yang baik terhadapnya (Al-Hars al-Muhasibi).Menemukan Motivasi Belajar SiswaSunday, 09 December 2007Pada tahun ajaran baru, beberapa sekolah dasar menerima murid-murid baru yang berasal dari bermacam-macam TK dan bermacam-macam kebiasaan di rumah yang selalu terbawa di sekolah.Pada masa ini, kebiasaan-kebiasaan, seperti bermain, mewarnai, dan menebalkan sangat sulit untuk langsung diubah ke tingkat membaca, dikte, menghitung, menulis, dan menghafal. Perubahan tersebut tentu memerlukan waktu. Berapa lamakah waktu yang harus dihabiskan? Jawabnya maksimal 2 bulan, kebiasaan-kebiasaan dari TK harus segera dikembangkan pada kemampuan membaca, menghitung, dan menghafal, karena semakin lama siswa menyesuaikan diri dalam kegiatan belajar mengajar, maka semakin tertinggal dia dalam memahami pelajaran tersebut dan semakin malas dia untuk mengikuti pelajaran.Beberapa murid ada yang sangat memerlukan motivasi untuk dapat mengikuti pelajaran, karena masih kurangnya kesadaran dalam arti pentingnya belajar. Untuk menjawab persoalan tersebut, tentu memerlukan beberapa metode mengajar yang harus digunakan oleh guru, untuk menyeimbangkan antara anak yang telah mampu mengikuti pelajaran dan perlu perhatian dalam belajar. Dalam pelaksanaannya penggunaan beberapa metode dalam sebuah kegiatan belajar mengajar tidak 100 % berhasil dalam mengatasi persoalan tersebut. Metode-metode tersebut biasanya bertahan pada saat penjelasan materi yang akan disampaikan, namun setelah kegiatan berpindah pada kegiatan pengaplikasian hasil dari apa yang telah diperhatikan dari penjelasan guru, terkadang hasil yang diinginkan tidak maksimal dan diperparah dengan keengganan atau munculnya rasa malas murid untuk menuliskan atau melakukan apa yang guru inginkan. Motivasi terbagi atas dua macam, motivasi dari dalam dan motivasi dari luar. Motivasi dari dalam muncul bila ada pemahaman si anak tentang tujuan dari apa yang akan dicapainya atau sebuah bentuk kesadaran yang timbul dari si anak itu sendiri. Biasanya motivasi ini akan bersifat kekal selama tujuan itu belum tercapai. Sedangkan motivasi dari luar muncul bila ada pancingan dari luar anak untuk melakukan apa yang diinginkan oleh si “pemancing”. Biasanya motivasi ini tidak bertahan lama, bila umpan-umpan untuk memotivasi masih menarik, maka kegiatan masih tetap berjalan, namun tidak selamanya seorang guru mampu terus mengumpan anak untuk dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itulah meskipun telah digunakan beberapa metode dalam mengajar masih ada anak yang belum mampu mengikuti dengan maksimal pelajaran. Dari kedua motivasi di atas, maka motivasi dari dalam diri siswalah yang perlu dikedepankan.Dalam beberapa kesempatan saya mencoba beberapa cara untuk memotivasi siswa saya kelas 1 SD, meskipun belum maksimal meningkatkan motivasi siswa, alhamdulillah telah mampu membantu atau meningkatkan motivasi siswa ketika mengalami kejenuhan dalam melakukan tugasnya. Langka-langkah tersebut diantaranya1. Menemukan cita-cita anakDalam kelas buatlah sebuah tempat untuk anak menuliskan cita-citanya. Agar mudah untuk diperhatikan oleh anak, maka buatlah tempat itu menarik dan terletak pada tempat yang strategis dapat dilihat. Setelah anak-anak diberi kesempatan untuk menuliskan cita-citanya, guru akan mudah untuk mengajak feeling anak pada arti pentingnya belajar. Kegiatan ini dapat dilakukan sebelum memulai kegiatan belajar mengajar. Setelah membaca doa sebelum belajar guru dapat mengajak siswa berkomunikasi tentang cita-cita yang dipilih oleh siswa, dengan harapan si anak sebelum mengikuti kegiatan belajar mengajar motivasi instrinsik telah tertanam pada si anak. Dan pada saat siswa menglami titik jenuh yang tinggi. Sebagai contoh, bila salah seorang anak yang memerlukan perhatian, memilih menjadi seorang dokter. Guru dapat mengatakan kepadanya. “kamu benar-benar ingin menjadi dokter, kamu tahu dokter itu bagaimana. Seorang dokter harus bisa memutuskan sesuatu tanpa bantuan orang lain, karena bila pada suatu ketika tidak ada orang yang memerlukan bantuannya, sedangkan tidak ada seorangpun yang ada pada saat itu. tentu si pasien terbengkalai dan semakin parah sakitnya”. Contoh lain, bila seorang anak bercita-cita ingin menjadi pilot. Guru dapat mengatakan kepadanya. “ seorang pilot itu pintar berhitung, dia tidak setiap saat bertanya untuk memperhitungkan, kapan pesawat akan menghindari gunung, berapa kecepatan yang ideal digunakan dan kapan untuk lepas landas, karena keselamatan penumpang ada pada kesiapan si pilot, bila setiap akan melakukan sesuatu dia bertanya, tentu pesawat tersebut dalam keadaan bahaya”.Pada suatu hari ada salah satu siswa saya yang mengalami tingkat kejenuhan dan kemalasan yang sangat tinggi, tugas yang saya minta untuk dikerjakannya belum satu ia tulis. Sayapun mendekatinya, dan berkata, “Royhan mau menjadi tentara besar nanti”, dia menjawab “Iya pak guru”, sayapun berkata “kok tentara malas nulis, tentara itu selalu semangat, selalu disiplin, tidak ada rasa malas sedikitpun, kalau seorang tentara selalu malas-malasan pada saat perang tentu dia akan cepat ditembak oleh musuh, dan bila Royhan malas-malasan seperti ini tidak akan mungkin bisa jadi tentara, mau menjadi tentara ada tes lo, harus bisa baca, bisa menulis, bisa berhitung dan masih banyak lagi”. Setelah ia mendengar sugesti yang saya sampaikan diapun dapat menyelesaikan tugas tersebut.2. BerceritaCerita adalah sebuah bagian yang mulai terlupakan pada kegiatan belajar mengajar, selain padatnya materi yang harus disampaikan dan kurangnya penguasaan guru dalam bercerita adalah penyebab tidak digunakan lagi metode ini untuk mendukung kegiatan belajar mengajar. Bercerita adalah sebuah metode yang sangat menarik bagi siswa SD, karena melalui cerita guru dapat memasukkan pesan-pesan yang dapat mengobati sakitnya motivasi siswa. Cerita tentang seorang anak penjual koran yang belajar sambil berjualan, tentang anak yang malas belajar, dan masih banyak lagi bentuk-bentuk cerita bermakna yang dapat kita sampaikan. Tentu timbul pertanyaan. Bagaimana mau meluangkan waktu untuk cerita, waktu untuk mengajarpun sangat sedikit?. Apakah anak akan menerima semua pelajaran bila kondisi anak tidak mau menerima pelajaran tersebut?. pertanyaan ini yang sering terlupakan oleh para guru, sering guru hanya mementingkan program pengajaran telah tercapai, kemampuan penguasaan siswa terabaikan. Alangkah baiknya meskipun waktu belajar terpakai sedikit untuk bercerita, namun anak mampu mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik. Untuk merubah fenomena tersebut tentu sangat dipengaruhi oleh sifat profesional guru tersebut.Sumber: http://alfurqon.or.id